Tabloid PULSA

Friday, July 9, 2010

Termehek mehek ternyata rekayasa

Awalnya saya sempat sangat menyukai acara berlabel reality show ini. Bahkan saya sempat mengulas beberapa kelebihannya dibanding acara sejenis yang belakangan banyak bermunculan di layar televisi. Waktu itu, saya pikir Termehek-Mehek murni (100 %) real alias tanpa rekayasa.

Namun semenjak membaca beberapa tulisan di forum-forum ternama yang membahas ‘kebohongan’ acara ini, saya jadi mulai meragukan label reality-show yang sudah terlanjur melekat padanya. Saya mulai bersikap kritis setiap kali menontonnya.

logo trans tvYang jelas, saat ini saya sudah sangat yakin akan kebohongan acara yang dikesankan sebagai tayangan real ini. Buat yang masih suka nonton dan masih menganggap bahwa apa yang tersaji pada acara ini adalah real (alias bukan akting), saya tidak akan memaksakan pendapat agar anda percaya/yakin akan kebohongannya.

Di sini saya cuma ingin mengungkap 5 indikator bahwa Termehek-Mehek adalah sebuah acara rekayasa belaka, yaitu :

(1) Suara orang-orang yang ditemui saat pencarian berlangsung.

Coba dengarkan baik-baik, apakah suaranya tidak begitu jelas atau terdengar sangat jelas dan jernih? Logikanya, kalau memang acara ini real atau tanpa rekayasa, maka suara orang-orang yang ditemui pada saat pencarian tidak akan sejernih atau sejelas (senyaring) yang terdengar pada tayangan acara ini di televisi.

Tapi nyatanya? Anda bisa merasakan sendiri, betapa jelas dan jernihnya suara orang-orang yang ditemui pada saat pencarian. Itu artinya, orang-orang tersebut cuma pemain bayaran yang disuruh akting (dengan ekspresi seolah-olah kaget atau heran pada saat tim Termehek-Mehek mendatangi rumah mereka). Dan para pemain bayaran tersebut sebelumnya sudah dipasangi mikrofon pada bagian tubuh tertentunya, agar ketika ia berkomunikasi terdengar lebih jelas.

adegan termehek-mehek

salah satu adegan dalam termehek-mehek

(2) Ekspresi kedua pembawa acara setiap terjadi pertengkaran antara klien dan pihak yang ditemui.

Coba perhatikan dengan seksama ekspresi wajah kedua host (Mandala dan Panda) setiap kali terjadi keributan atau ketika mengalami tanggapan yang kurang enak dari target. Ekspresi wajah mereka terkesan kurang natural (kelihatan cuma akting atau dibuat-buat). Dan hampir terlihat selalu monoton.

panda termehek-mehek
Panda, salah satu pembawa acara termehek-mehek

(3) Tingkah laku klien dan pihak yang ditemui setiap kali bertemu.

Di setiap episode Termehek-Mehek, setiap klien bertemu dengan pihak yang diperkirakan mengetahui informasi mengenai keberadaan target, pasti selalu terlihat berlebihan dan terkesan sengaja untuk membuat suatu insiden yang memancing kemarahan klien atau keributan/pertengkaran. Awalnya saya mengira itu real (bukan rekayasa). Tapi lama-lama saya akhirnya mencium gelagat rekayasa di balik semua adegan pertengkaran dan keributan.

Kelihatan sengaja dibuat-buat demi menambah seru acara ini. Padahal, semua pihak yang terlibat adalah pemain bayaran. Ya… Artinya… Apa yang tersaji di acara ini hanyalah akting belaka. Merasa tertipu?

(4) Terlalu banyak adegan seru yang berlebihan, kurang masuk akal, dan hampir sama di setiap episode.

Maksud sutradara atau produser acara ini mungkin ingin menambah nilai jual acara ini di mata pemirsa, sehingga menjadi sebuah tayangan menarik yang sayang untuk dilewatkan. Namun lama-lama saya lihat adegan keributan yang ada terkesan sudah tidak natural lagi. Umumnya terlalu mengada-ada.

Parahnya, tipe adegan seru tersebut hampir selalu sama di setiap episode. Yang beda cuma pemain yang disuruh berakting. Apa tim kreatif acara ini sudah mulai kehilangan kreativitas?

(5) Pada akhir salah satu episode, ditampilkan cuplikan-cuplikan adegan yang ternyata cuma akting.

Nah, poin inilah yang semakin menambah keyakinan saya bahwa acara ini cuma rekayasa belaka. Pada akhir salah satu episode, terlihat Mandala, Panda, klien, dan beberapa pihak yang terlibat tersenyum usai mempraktekkan adegan tertentu yang harus di-cut atau diulang. Nah, ketauan deh kalo cuma akting doang

Sebenarnya masih ada beberapa hal lagi yang bisa menjadi indikator kebohongan acara ini. Belakangan, acara ini malah diberi label sebagai “drama reality show”. Tampaknya penambahan kata “drama” adalah sebagai salah satu upaya produser acara ini untuk mengelak dari tuduhan pembohongan publik.

http://kafe28.blogspot.com/2009/06/rekayasa-termehek-mehek-trans-tv.html

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Skull Belt Buckles