Tabloid PULSA

Friday, July 30, 2010

Ciri Khas Politisi Kita!

Kita masih saja disuguhi penampilan tidak becus para politisi tanah air yang semakin menguatkan imej di tengah masyarakat bahwa mereka sesungguhnya masih sangat butuh pendidikan etika, moral dan nilai-nilai luhur. Bukan sekedar kemampuan intelektual untuk dapat dikatakan layak tampil sebagai pemimpin bangsa. Sangat rendahnya nilai-nilai moral dan etika pada diri politisi kita, apakah yang duduk sebagai anggota legislative di DPR hingga DPRd kota, atau sebagai pengurus sebuah partai, tidak hanya menimbulkan kisruh politik tapi juga semakin menjatuhkan nama, kredibilitas dan reputasinya sebagai politisi dan pemimpin yang seharusnya menjadi teladan di tengah masyarakat.

Mari kita lihat beberapa contoh bentuk pengkhianatan yang kerap dilakukan oleh para politisi kita ini:



Mari Kita Lihat




1- Banyaknya politisi yang terlibat dalam kasus korupsi adalah bukti nyata betapa ciri khas sebagai pengkhianat amanah rakyat sangat lekat pada diri mereka. Bahkan Hasil survei Transparency International Indonesia (2006) tentang persepsi masyarakat menjelaskan, bahwa DPR dan parpol merupakan lembaga terkorup. Walau, hasil survei ini menghasilkan pro-kontra. Namun, bila kita perhatikan nama-nama yang akhirnya dijebloskan KPK ke dalam hotel Prodeo karena kasus korupsi, mayoritas berasal dari lembaga ini, yang bahkan kerap dilakukan secara berjama’ah.

2- Entah sudah berapa kali pula kita menyaksikan ruang sidang anggota DPR yang sepi nyaris kosong, atau kadang tidak memenuhi kuorum. Tindakan bolos dalam setiap sidang, baik dalam rapat paripurna, komisi, maupun pansus otomatis mengganggu jalannya proses-proses politik maupun legislasi. Akibatnya proses-proses tersebut menjadi lamban sehingga kebijakan yang seharusnya diambil cepat pun molor atau tertunda. Kebiasaan seperti ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap kepercayaan yang diberikan oleh rakyat yang memilih mereka saat pemilu lalu.

3- Kita juga sering mendengar anggota dewan yang terhormat berangkat ke luar negeri dengan alasan studi banding. Namun, pada kenyataannya mereka memanfaatkan kesempatan tersebut dan fasilitas yang diberikan untuk jalan-jalan dan pelesir di negara tujuan. Prilaku seperti ini pun sungguh sebuah pelecehan dan penyalahgunaan jabatan dan amanah rakyat. Coba bayangkan, berapa dana yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai ongkos keluar negeri sementara hasilnya pun tidak sesuai harapan, bahkan yang paling dominan adalah pelesirannya itu.

4- Tak terhitung pula jumlah politisi kita yang mengakhiri karir politiknya dengan cara memalukan karena skandal seks dengan wanita selingkuhannya. Menurut Syafi’I Ma’arif, karakter politisi seperti ini tak lebih seperti kerak. Kerak nasi, yang keras-keras, tapi disiram dengan air sedikit, sudah menjadi lembek. Karena mereka hanya mengabdi kepada tiga ‘ta’ (tahta, harta dan wanita) (Republika, 27/5/2009)

5- Upaya pengkhianatan pun bisa dilakukan terhadap kawan koalisi. Yang paling anyar adalah pernyataan Mubarok seusai pertemuan elit PD dan PDI-P di Teuku Umar, bahwa kedekatan tersebut adalah permainan politik semata untuk menekan mitra koalisi. Aneh, pertemuan elit 2 partai besar dianggap sebagai lolucon dan permainan belaka, dan juga sulit diterima akal bila ucapan tersebut karena keseleo lidah. Tidakkah politisi kita memiliki nalar dan intelektual yang lumayan bagus sehingga dapat berfikir masak-masak apakah kalimat tersebut layak dilontarkan atau tidak! Pernytataan itu pun bila benar adanya, hanya akan membuat kita semakin heran, bahwa ternyata hiruk-pikuk politik di negeri ini adalah permainan palsu belaka!





http://politik.kompasiana.com/2009/08/30/berkhianat-ciri-khas-politisi-kita/

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Skull Belt Buckles